Pendekatan Saintifik (Dalam Pembelajaran) Dan Metode Saintifik

Dalam Permendikbud No. 103 Tahun 2014 ditetapkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan saintifik terdiri atas lima langkah kegiatan berguru yakni mengamati (observing), menanya (questioning), mengumpulkan informasi/mencoba (experimenting), menalar atau mengasosiasi (associating), dan mengomunikasikan (communicating)

Pendekatan saintifik disebut juga pendekatan berbasis proses keilmuan. Artinya, proses untuk memperoleh pengetahuan (ilmiah) secara sistematis. Dalam konteks ini, tidak susah untuk menyatakan bahwa pendekatan saintifik ini berakar pada metode ilmiah (saintific method), sebuah konsep yang menekankan ilmu pengetahuan lebih sebagai kata kerja ketimbang kata benda. 

Metode saintifik sendiri ialah mekanisme atau proses, yakni langkah-langkah sistematis yang perlu dilakukan untuk memperoleh pengetahuan (ilmiah) yang didasarkan pada persepsi inderawi dan melibatkan uji hipotesis serta teori secara terkendali (Sudarminta, 2002 : 164). Karena pengamatan inderawi biasanya mengpertamai maupun mengakhiri proses kerja ilmiah, maka cara kerja atau proses ilmiah sering juga disebut bulat atau siklus empiris.

Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik yaitu sebagai diberikut.

a.   Meningkatkan kemampuan intelektual, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi penerima didik,
b.   Membentuk kemampuan penerima didik dalam menuntaskan suatu dilema secara sistematik,
c.   Memperoleh hasil berguru yang tinggi,
d.   Melatih penerima didik dalam mengkomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis karya ilmiah, serta
e.   Mengembangkan abjad penerima didik.

Secara umum pembelajaran dengan pendekatan saintifik dilakukan melalui sejumlah langkah sebagai diberikut.

a.   Mengamati. Siswa memakai panca inderanya untuk mengamati fenomena yang relevan dengan apa yang dipelajari. Fenomena yang diamati pada mata pelajaran satu dan lainnya tidak sama. Siwa sanggup mengamati fenomena secara eksklusif maupun melalui media audio visual. Hasil yang diperlukan dari langkah pembelajaran ini yaitu siswa menemukan masalah, yaitu gap of knowledge – apapun yang belum diketahui atau belum sanggup dilakukan terkait dengan fenomena yang diamati. Pada langkah ini guru sanggup memmenolong siswa menginventarisasi segala sesuatu yang belum diketahui (gap of knowledge) tersebut. Agar kegiatan mengamati sanggup berlangsung dengan baik, sebelum pembelajaran dimulai guru perlu menemukan/mempersiapkan fenomena yang akan diamati siswa dan merancang kegiatan pengamatan untuk siswa menemukan masalah.

b.   Menanya. Siswa merumuskan pertanyaan tentang apa saja yang tidak diketahui atau belum sanggup dilakukan terkait dengan fenomena yang diamati. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sanggup mencakup beberapa aspek pertanyaan-pertanyaan yang menghendaki jawabanan berupa pengetahuan faktual, konseptual, maupun prosedural, hingga ke pertanyaan yang bersifat hipotetik. Hasil kegiatan ini yaitu serangkaian pertanyaan siswa yang relevan dengan indikator-indikator KD. Guru Memmenolong siswa merumuskan pertanyaan menurut daftar hal-hal yang perlu/ingin diketahui biar sanggup melakukan/menciptakan sesuatu.

c.   Mengumpulkan informasi/mencoba. Siswa mengumpulkan data melalui banyak sekali metode, contohnya melaksanakan eksperimen, mengamati obyek/kejadian/aktivitas, wawancara dengan nara sumber, membaca buku pelajaran, dan sumber lain di antaranya buku referensi, engkaus, ensiklopedia, media massa, atau serangkaian data statistik. Guru menyediakan sumber-sumber belajar, lembar kerja (worksheet), media, alat peraga/peralatan eksperimen, dan sebagainya. Guru juga membimbing dan mengarahkan siswa untuk mengisi lembar kerja, menggali informasi embel-embel yang sanggup dilakukan secara berulang-ulang hingga siswa memperoleh informasi atau data yang dibutuhkan. Hasil kegiatan ini yaitu serangkaian data atau informasi yang relevan dengan pertanyaan-pertanyaan yang siswa rumuskan.

d.   Menalar/mengasosiasi. Siswa memakai data atau informasi yang sudah dikumpulkan untuk menjawaban pertanyaan-pertanyaan yang mereka rumuskan. Pada langkah ini guru mengarahkan biar siswa sanggup menghubung-hubungkan data/informasi yang diperoleh untuk menarikdanunik kesimpulan. Hasil selesai dari tahap ini yaitu simpulan-simpulan yang ialah jawabanan atas pertanyaan yang dirumuskan pada langkah menanya.

e.   Mengomunikasikan. Siswa memberikan jawabanan terhadap pertanyaan-pertanyaan mereka ke kelas secara verbal dan/atau tertulis atau melalui media lain. Pada tahapan pembelajaran ini siswa sanggup juga memajang/memamerkan alhasil di ruang kelas, atau mengunggah (upload) di blog yang dimiliki. Guru mempersembahkan umpan balik, meluruskan, mempersembahkan penguatan, serta mempersembahkan penjelasan/informasi lebih luas. Guru memmenolong penerima didik untuk memilih butir-butir penting dan simpulan yang akan dipresentasikan, baik dengan atau tanpa memanfaatkan teknologi informasi.

0 Response to "Pendekatan Saintifik (Dalam Pembelajaran) Dan Metode Saintifik"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel